Minggu, 16 Oktober 2016

kekuasaan, Leadership, dan motivasi

PENDAHULUAN
Kekuasaan, leadership, dan motivasi, ini adalah tiga unsur yang saling memiliki hubungan satu dengan yang lainnya. Kekuasaan adalah tindakan atau sikap yang dilakukan oleh seseorang yang memiliki pangkat, jabatan, kuasa yang tinggi terhadap suatu tingkatan hidup yang orang tersebut miliki. Contoh misalnya, seperti : Peresiden, Mahkamah, Agung, Dll. Bahkan, orang tua kita sendiri pun memiliki kuasa atas diri kita sendiri.
Kekuasaaan juga suatu tindakan bagaimana cara kita dapat mengatur suatu kelompok, grup, organisani, atau kumpulan lainnya. Yang mana dengan adanya kekuasaan yang dimiliki oleh seseorang, seseorang tersebut dapat mengatur kelompok organisasi dengan kekuasaannya yang ia miliki. Dalam hal kekuasaan, ada satu hal yang mempengaruhi kekuasaan tersebut dapat berjalan dengan baik atau tidaknya. Hal tersebut, ialah “Motivasi”. Motivasi itu sendiri bisa dikatakan sebagia niatan awal bagi seseorang sebelum lelakukan sesuatu. Atau dalam kata lain, motivasi bisa lebih dikenal sebagai hal yang bisa membuat orang lain bersemangat sebelum melakukan suatu tindakan. Dan yang terakhir, hampir dilupakan, adalah Leadership atau Kepemimpinan, hampir sama dengan kekuasaan, Cuma yg membedakan sedikit darinya adalah, kepemimpinan itu bersifat individual. Dan pada intinya, hal yang menyokong atau menopang suatu kekuasaan yang baik atau kepemimpinan (Leadership) yang baik adalah motivasi. Jika seseorang memiliki motivasi yang baik bagi kekuasaan atau kepemimpinanya, maka seorang tersebut dapa menjadi pemimpin yang baik bagi apa yang ia pimpin dan kuasai.
TEORI
Pengertian kekuasaan secara umum adalah kemampuan untuk mempengaruhi perilaku. Pengertian kekuasaan dirumuskan secara umum sebagai kemampuan seorang pelaku untuk memberikan pengaruh terhadap perilaku seseorang sehingga sesuai atau persis dengan keinginan pelaku yang memiliki kekuasaan. Adapun, beberapa pengertian kekuasaan menurut tokoh, yaitu :
Pengertian kekuasaan Menurut Max Weber
Menurut Max Weber dalam Buku Wirtschaft und Gessellshaft (1992) bahwa pengertian kekuasaan adalah kemampuan untuk, dalam suatu hubungan sosial melaksanakan kemauan sendiri sekalipun mengalami perlawanan dan apapun dasar kemampuan ini. Pengertian kekuasaan oleh Max Weber ini dapat kita katakan bahwa kekuasaan adalah keegoisan dalam suatu kelompok akan tetapi walaupun keegoisan tersebut memiliki pertentangan, tetap tidak mampu melawan dikarenakan adanya kekuasaan tersebut.
Pengertian Kekuasaan Menurut Harold D. Laswell dan Abraham Kaplan
Pengertian kekuasaan adalah suatu hubungan dimana seseorang atau sekelompok orang dapat menentukan (Power is a relationship in which one person or group is able) tindakan seseorang atau kelompok lain ke arah tujuan dari pihak pertama (to determine the action of another in the direction of the former’s own ends).
Pengertian kekuasaan Oleh Barbara Goodwin (2003)
Pengertian kekuasaan oleh ahli politik kontemporer ini sedikit lebih kasar, menurutnya, pengertian kekuasaan adalah: Kemampuan (Force is the ability) untuk mengakibatkan  seseorang bertindak dengan cara yang oleh yang bersangkutan (to cause someone to act in a way which she would not choose), dan tidak akan dipilih seandainya ia tidak dilibatkan (left to herself). Dengan kata lain memaksa seseorang untuk melakukan sesuatu yang bertentangan dengan kehendaknya (In other words to force someone to do something against her will).
Berdasarkan pengertian kekuasaan diatas, dapat diambil beberapa poin yaitu:
1.         Bahwa kekuasaan umumnya diselenggarakan melalui isyarat jelas.  Hal ini disebut dengan kekuasaan Manifes atau manifest power.
2.         Kekuasaan yang lain, namun hanya kadang terjadi yaitu kekuasaan implisit yang terjadi tanpa adanya isyarat yang jelas.
3.         Hal yang perlu ditekankan karena adanya kekuasaan  adalah adanya hak untuk mengadakan sanksi. Dalam menyelenggarakan kekuasaan, banyak upaya yang dilakukan dalam bentuk sanksi untuk menegakkan kekuasaan seperti koersi, persuasi dan cara lainnya.
Jadi, pada dasarnya kekuasaan adalah suatu perilaku untuk mempengaruhi orang lain. Bagaimana cara kita dapat mempengaruhi orang lain dan bagaimana cra kita dapat mengatur orang lain seuai dengan kemampuan (abilitie) mereka.
Kemudian akan saya jelaskan tentang Leadership dari sumber lain :
Pengertian kepemimpinan ( leadership ) telah banyak dikemukakan para pakar atau akhli di bidang manajemen sumber daya manusia. Definisi atau pengertian kepemimpinan ( leadership ) banyak yang dikutip oleh Thoha (2006 : 5) dari berbagai pakar atau ahli, antara lain sebagai berikut:
1.                  Menurut Robert Dubin definisi atau pengertian kepemimpinan diartikan sebagai pelaksanaan otoritas dan pembuatan keputusan,
2.                  Menurut J.L. Hemphill:definisi atau pengertian kepemimpinan adalah suatu inisiatif untuk bertindak yang menghasilkan suatu pola yang konsisten dalam rangka mencapai jalan pemecahan dari suatu persoalan bersama,
3.                  George R. Terry memberikan definisi atau pengertian kepemimpinan sebagai aktivitas untuk mempengaruhi orang-orang supaya diarahkan untuk mencapai tujuan organisasi. Yukl G. (2001 : 3) mengatakanbahwa istilah kepemimpinan adalah kata yang diambil dari kata-kata yang umum dipakai dan merupakan gabungan dari kata ilmiah yang tidak didefinisikan kembali secara tepat. Penelitian biasanya mendefinisikan kepemimpinan sesuai dengan prespektif individualnya dan aspek gejala yang paling menarik perhatiannya. Setelah melakukan peninjauan mendalam terhadap literatur kepemimpinan. Selain definisi atau pengertian kepemimpinan ( leadership ) yang dikutip Thoha.
Dari beberapa pengertian diatas, dapat di perhatikan sebenarnya banyak kesamaan antara kekuasaan dan leadership. Namun, yang membedakan dari dua hal di atas hanyalah tetntang gaya pembawaanya. Kekuasaan mempunyai arti, yaitu adalah cara bagaimana untuk mempengaruhi orang lain. Sedangkan leadership adalah cara bagaimana mempengaruhi orng lain untuk mencapai satu tujuan.
Kemudian yang terakhir adalah motivasi. Motivasi adalah suatu dorongan kehendak yang menyebabkan seseorang melakukan suatu perbuatan untuk mencapai tujuan tertentu. Motivasi berasal dari kata motif yang berarti "dorongan" atau rangsangan atau "daya penggerak" yang ada dalam diri seseorang. Menurut Weiner (1990) yang dikutip Elliot et al. (2000), motivasi didefenisikan sebagai kondisi internal yang membangkitkan kita untuk bertindak, mendorong kita mencapai tujuan tertentu, dan membuat kita tetap tertarik dalam kegiatan tertentu. Menurut Uno (2007), motivasi dapat diartikan sebagai dorongan internal dan eksternal dalam diri seseorang yang diindikasikan dengan adanya; hasrat dan minat; dorongan dan kebutuhan; harapan dan cita-cita; penghargaan dan penghormatan. Motivasi adalah sesuatu apa yang membuat seseorang bertindak (Sargent, dikutip oleh Howard, 1999) menyatakan bahwa motivasi merupakan dampak dari interaksi seseorang dengan situasi yang dihadapinya (Siagian, 2004).
Motivasi menjadi suatu kekuatan, tenaga atau daya, atau suatu keadaan yang kompleks dan kesiapsediaan dalam diri individu untuk bergerak ke arah tujuan tertentu, baik disadari maupun tidak disadari (Makmun, 2003). Motivasi seseorang dapat ditimbulkan dan tumbuh berkembang melalui dirinya sendiri-intrinsik dan dari lingkungan-ekstrinsik (Elliot et al., 2000; Sue Howard, 1999). Motivasi intrinsik bermakna sebagai keinginan dari diri sendiri untuk bertindak tanpa adanya rangsangan dari luar (Elliott, 2000). Motivasi intrinsik akan lebih menguntungkan dan memberikan keajegan dalam belajar. Motivasi ekstrinsik dijabarkan sebagai motivasi yang datang dari luar individu dan tidak dapat dikendalikan oleh individu tersebut (Sue Howard, 1999). Elliott et al. (2000), mencontohkannya dengan nilai, hadiah, dan/atau penghargaan yang digunakan untuk merangsang motivasi seseorang.
Dapat ditarik kesimpulan, bahwa motivasi adalah suatu dorongan atau kehendak dari individu yang memiliki tujuan dan keingin terhadap suatu han tertentu. Misalkan, motivasi untuk belajar, makan, mendapatkan prestasi yang bagus, itu bisa disebut juga dengan motivasi.
CONTOH KASUS
Banyak contoh yang dapat kita kaji tentang kekuasaan, leadership, dan motivasi di lingkungan sekitar kita. Namun, kali ini saya akan membahas tentang diri saya sendiri. Saya adalah salah satu mahasiswa di salah satu univeritas terkenal di indonesia. Saya saat ini masih semester 5 saat saya mengetik artikel ini sehubungan dengan tugas yang diberikan oleh dosen terbaik dan tercantik menurut teman sebangku saya.
Selain jadi mahasiswa, saya jugaa aktif dalam kelas dan sekaligus saya ditunjuk dan diamanahkan sebagai ketua kelas dari kelas yang saya tempati. kemudian, pada suatu hari, saya diberikan amanah dari dosen lainnya, agar kelas kami membuat kelompok untuk persiapan semester kali ini. bukan hanya kelompok, dosen saya juga menyuruh untuk sampaikan kepada teman – teman sekelas agar setiap kelompok sudah menyiapkan beberapa judul untuk bahan praktikum kelas kami. Akhirnya, dengan inisiatif saya, saya langsung segera memberikan amanah tersebut dan memerintahkan bagi setiap teman – teman untuk membuatkan kelompok bersertakan judul untuk bahan praktikum. Hasilnya, mereka melakukan hal tersebut seseuai dengan amanah yang dosen saya sampaikan.
ANALISIS KASUS
Dari contoh kasus diatas, dapat kita samakan dengan teori kali ini adalah : “kekuasaan adalah cara untuk mempengaruhi seseorang dan untuk mencapai suatu tujuan. Lalu, dengan adanya motivasi, maka tujuan tersebut bisa terwujudkan”. Dangan adanya, kekuasaan yang saya miliki sebagai ketua kelas, saya dapat lebih muda untuk mengatur dan memberikan intruksi atau amanah yang telah disampaikan dosen kepada saya. Dengan kekuasaan ini bukan berarti kita bisa semena – mena, atau seenaknya, menjadikan kekuasaan itu sendiri sebagai pembalasan ego terhadap suatu hal pribadi tertentu. Dengan adanya motivasi juga mendukung agar suatu perintah mencapai pada tujuan yang ditentukan. Tanpa adanya motivasi, mungkin suatu perintah atau suatu kekuasaan akan bernilai tidak sesua dengan apa yang dibayangkan di mata teman – teman mahasiswa. Pada intinya, dengan adanya kekuasaan, leadership, dan motivasi dapat memudahkan seseorang dalam mengatur dan mencapai suatu tujuan yang diinginkan.
Sumber :

Berikut tugas yang kedua adalah menganalisis bagaimana cara atau gaya kepemimpinan beberapa tokoh – tokoh yang pernah menjabat menjadi president di negara indonesia. Berikut adalah beberapa tokoh yang akan saya sebutkan, yaitu :
1.                  Presiden Soekarno,
Adalah bapak proklamator, seseorang yang bisa membangkitkan semangat nasionalisme rakyat Indonesia. Beliau memiliki gaya kepemimpinan yang sangat populis, bertempramen meledak-ledak, tidak jarang lembut dan menyukai keindahan.
Gaya kepemimpinan yang diterapkan oleh Ir. Soekarno berorientasi pada moral dan etika ideologi yang mendasari negara atau partai, sehingga sangat konsisten dan sangat fanatik, cocok diterapkan pada era tersebut. Sifat kepemimpinan yang juga menonjol di dalam Ir. Soekarno adalah percaya diri yang kuat, penuh daya tarik, penuh inisiatif dan inovatif serta kaya akan ide dan gagasan baru. Sehingga pada puncak kepemimpinannya, pernah menjadi panutan dan sumber inspirasi pergerakan kemerdekaan dari bangsa-bangsa Asia dan Afrika serta pergerakan melepas ketergantungan dari negara-negara Barat (Amerika dan Eropa).
Ir. Soekarno adalah pemimpin yang kharismatik, memiliki semangat pantang menyerah dan rela berkorban demi persatuan dan kesatuan serta kemerdekaan bangsanya. Namun berdasarkan perjalanan sejarah kepemimpinannya, ciri kepemimpinan yang demikian ternyata mengarah pada figur sentral dan kultus individu. Menjelang akhir kepemimpinannya terjadi tindakan politik yang sangat bertentangan dengan UUD 1945, yaitu mengangkat Ketua MPR (S) juga.
Jadi, Bapak Presiden Republik Indonesia ini sangat memiliki pengaruh yang besar terhadap kemerdekaan indonesia. Di jajah hampir 360 tahun oleh penjajah, kemudian dengan kekuatan, kegigihan, serta semnagat juag terhadap tanah air, Bapak Presiden Pertama kita telah melahirkan negara yang merdeka.
2.                  Presiden Soeharto
Diawali dengan Surat Perintah Sebelas Maret (Supersemar) pada tahun 1966 kepada Letnan Jenderal Soeharto, maka Era Orde Lama berakhir diganti dengan pemerintahan Era Orde Baru. Pada awalnya sifat-sifat kepemimpinan yang baik dan menonjol dari Presiden Soeharto adalah kesederhanaan, keberanian dan kemampuan dalam mengambil inisiatif dan keputusan, tahan menderita dengan kualitas mental yang sanggup menghadapi bahaya serta konsisten dengan segala keputusan yang ditetapkan.
Gaya Kepemimpinan Presiden Soeharto merupakan gabungan dari gaya kepemimpinan Proaktif-Ekstraktif dengan Adaptif-Antisipatif, yaitu gaya kepemimpinan yang mampu menangkap peluang dan melihat tantangan sebagai sesuatu yang berdampak positif serta mempunyal visi yang jauh ke depan dan sadar akan perlunya langkah-langkah penyesuaian.
Bapak Presiden kita yang kedua, memiliki nilai kepemimpinan yang bagus pada masanya. Dengan mengemban keserderhanaan, keberanian, serta mampu mengambil langkah nisiatif  beliau menjadi ikon figure yang di banggakan oleh masyarakat pada saat itu. Namun, pada saat masa jabatannya sudah mulai berjalan, pemerintahan demokratis berubah menjadi pemerintahan otoriter. Yang mana, tentara mendapatkan hak dalam bidang politik selain menjaga kemanan negara. Ada beberapa alasan mengapa hal itu bisa terjadi. Maka dari itu, jelas sekali terlihat bahwa mantan Presiden Soeharto memiliki gaya kepemimpinan yang otoriter, dominan, dan sentralistis.
3.                  Susilo Bambang Yudhono
Beliau ini presiden pertama yang dipilih oleh rakyat. Orangnya mampu dan bisa menjadi presiden. Juga cukup bersih, kemajuan ekonomi dan stabilitas negara terlihat membaik. Sayang tidak mendapat dukungan yang kuat di Parlemen. Membuat beliau tidak leluasa mengambil keputusan karena harus mempertimbangkan dukungannya di parlemen. Apalagi untuk mengangkat kasus korupsi dari orang dengan back ground parpol besar, beliau keliahatan kesulitan. Sayang sekali saat Indonesia punya orang yang tepat untuk memimpin, parlemennya dipenuhi oleh begundal-begundal oportunis yang haus uang sogokan.
Pembawaan SBY, karena dibesarkan dalam lingkungan tentara dan ia juga berlatar belakang tentara karir, tampak agak formal. Kaum ibu tertarik kepada SBY karena ia santun dalam setiap penampilan dan indah pula saat  berbusana. Penampilan semacam ini meningkatkan citra SBY di mata masyarakat.
SBY sebagai pemimpin yang mampu mengambil keputusan kapanpun, di manapun, dan dalam kondisi apapun. Sangat jauh dari anggapan sementara kalangan yang menyebut SBY sebagai figur peragu, lambat, dan tidak “decisive” (tegas). Sosok yang demokratis, menghargai perbedaan pendapat, tetapi selalu defensif terhadap kritik. Hanya sayang, konsistensi Yudhoyono dinilai buruk. Ia dipandang sering berubah-ubah dan membingungkan publik.
Dari keterangan diatas, bahwa sosok SBY adalah ikon figure yang baik dan dibanggakan oleh banyak masyarakat. Memamng betul, pada masa jabatannya belia sangatlah ulet dalam megambil sebuat keputusan. Selain itu beliau juga aktif dalam berbagai hal, contoh saat bencana tsunami di Aceh yang menelan banyak sekali korban jiwa, bapak SBY langsung terjun ke tempat bencana tersebut dan bercengkrama dengan para korban, serta mamberikan bala bantuan bagi korban bencana.
4.                  Jokowi Dodo
Siapa yang tidak kenal dengan Presiden Republic Indonesia yang satu ini. dengan sebagai sosok yang merakyat denga sebutan suka “blusukan” atau lebih dikenalnya langsung terjun ke lingkungan masyarakat dan mendengarkan aspirasi masyarakat. Tidak banyak hal yang saya ketahui tentang belia. Namun yang saya tahu, adalah sebelum beliau menjabat sebagai Presiden Republic Indonesia beliau dulunya adalah gubernur DKI Jakarta, semasa jabatannya, beliau sangat baik dan memamng merakyat. Sampai saat ini pun, beliau masih sering menggunakan metode caranya berinteraksi langsung dengan rakyat. Menurut saya, Bapak Jokowi Dodo memeiliki satu hal yang unik yang tidak dimiliki oleh mantan Presiden Indonesia Lainnya. Sikap konsistenan bapak jokowi dalam mengambil keputusan sangatlah bagus, beliau sangat matang dalam mengambil suatu keputusan. Lalu, beliau juga tidak sama sekali memamerkan hal-hal yang ia punyai. Bersikap, sederhana, baik, dan merakyat, mau mendengarkan keluh kesah masyarakat, maka dari itulah ciri khas bapak jokowi dalam masa jabatannya hingga saat ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar