Selasa, 04 Oktober 2016

psikologi menejemen kelompok



MAKALAH PSIKOLOGI MANAJEMEN

Description: D:\HANI\hani.jpg


Disusun oleh:
Ahmad Zulhendi Tri AdiSaputra (10514624)
Fuddy Prathama Agrianto (14514402)
Hani Hashifah (14514748)
Indah Anugrah Sari (15514253)
Muhammad Alverdo (17514074)





KELAS 3PA19
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS GUNADARMA
2016


BAB I
PENDAHULUAN
Definisi manajemen itu sendiri adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pegawasan usaha-usaha para anggota  organisasi dan penggunaan sumber daya organisasi lainnya agar mencapai tujuan yang diharapkan, sedangkan definisi psikologi manajemen adalah ilmu tentang bagaimana mengatur sumber daya yang ada dalam memenuhi kebutuhan. Dengan adanya psikologi menejemn ini, diharapkan agar sumber daya yang ada dapat berjalan dengan baik dan terorganisasi dalam pelaksanaannya. Dalam psikologi menejmen, terdapat berbagai macam subtansi-subtansi lainnya, yaitu :  organisasi, komunikasi, dimensi komunikasi, pengaruh, kunci perilaku, bagaimana cara mempengaruhi orang lain, dan wewenang. Jadi, dengan adanya makalah ini diharapkan agar dapat membantu terciptanya proses psikologi menejemen yang baik dalam kehidupan sehari-hari.






















BAB II
PEMBAHASAN
A. PSIKOLOGI MANAJEMEN
Menurut Stoner manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan sumber daya organisasi lainnya agar mencapai tujuan yang telah ditetapkan, sedangkan pengertian psikologi manajemen itu sendiri adalah ilmu tentang bagaimana mengatur / me-manage sumber daya yang ada untuk memenuhi kebutuhan. Dengan ditemukan dan dikembangkannya ilmu psikologi, diketahui bahwa unsur SDM ternyata merupakan yang terpenting dari ketiga modal kerja perusahaan manapun.
Pasalnya, ilmu psikologi yg memang berpusat pada manusia, mampu mengintervensi berbagai faktor internal manusia seperti motivasi, sikap kerja, keterampilan, dsb dengan berbagai macam teknik dan metode, sehingga bisa dicapai kinerja SDM yang setinggi-tingginya untuk produktivitas perusahaan.

B. ORGANISASI
Definisi organisasi menurut Michael Argile adalah kelompok sosial besar yang sederhana dimana jenjang kepemimpinan dan pemisahan peran diformalkan ke dalam urutan dan biroksasi yang ditentukan atau diatur norma menjadi aturan, dimana cara berkomunikasi dan kerja dideskripsikan.
Kutz dan Khan mendefinisikan organisasi dalah suatu sistem sosial dimana respon sebagai keseluruhan tuntutan pihak luar dan tekanan.
Menurut F. H. Allport mengungkapkan bahwa organisasi berisi sejumlah, bahkan dalam jumlah besar individu-individu yang saling berinteraksi dalam suatu cara yang teratur.

C. KOMUNIKASI
Lalu ada definisi komunikasi menurut Hovland, Janis, dan Kelly (1953) adalah proses yang dilakukan individu (orang yang berkomunikasi) yang mengantarkan stimulus (biasanya menggunakan bahasa verbal) untuk memodifikasi perilaku individu lainnya (penonton). Sedangkan menurut Dance (1967) mengartikan komunikasi adalah sebagai usaha “menimbulkan respons melalui lambang-lambang verbal”, ketika lambang-lambang verbal tersebut bertindak sebagai stimuli.
Raymond S. Ross (1974) mendifinisikan komunikasi sebagai sebuah proses pemisiahan, pemilihan lambang secara kognitif, begitu rupa sehingga membantu orang lain untuk mengeluarkan dari pengalamannya sendiri atau respon yang sama dengan dimaksud oleh sumber.

D. DIMENSI KOMUNIKASI
Dimensi komunikasi dibagi menjadi dua, yaitu komunikasi internal dan komunikasi eksternal. Pertama, komunikasi internal sebagai kerangka yang menunjukkan adanya pembagian tugas antara orang-orang didalam organisasi tersebut dan dapat diklasifikasikan sebagai tenaga pemimpin dan tenaga yang dipimpin. Untuk menyelenggarakan dan mengawasi pelaksanaan tujuan yang akan dicapai, ketua dan pengurus mengadakan peraturan sedemikian rupa sehingga tidak perlu berkomunikasi langsung dengan seluruh anggota. Anggota membuat kelompok – kelompok menurut jenis pekerjaannya dan mengangkat seseorang sebagai penanggung jawab atas kelompoknya. Dengan demikian, pimpinan cukup berkomunikasi dengan para penanggung jawab kelompok. Jumlah kelompok serta besarnya kelompok bergantung pada besar kecilnya organisasi.
Didalam komunikasi internal dibagi menjadi dua, yaitu komunikasi vertikal dan komunikasi horisontal. Komunikasi vertikal adalah dari atas ke bawah dan komunikasi dari bawah ke atas yang merupakan komunikasi dari pimpinan kepada bawahan dan dari bawahan kepada pimpinan secara timbal balik. Dalam komunikasi vertikal, pimpinan memberikan instruksi, petunjuk, informasi dan penjelasan kepada bawahannya. Dalam komunikasi dari bawahan ke pimpinan, bawahan memberikan laporan, saran serta pengaduan kepada pimpinan. Komunikasi dua arah secara timbal balik tersebut dalam organisasi penting sekali karena jika hanya satu arah saja dari pimpinan kepada bawahan, roda organisasi tidak akan berjalan dengan baik. Pimpinan perlu mengetahui laporan, tanggapan atau saran anggota sehingga suatu keputusan atau kebijaksanaan dapat di ambil dalam rangka mencapai tujuan yang telah di tetapkan.
Sedangkan komunikasi horizontal adalah komunikasi secara mendatar, antara anggota staf, karyawan dengan karyawan, dan sebagainya. Berbeda dengan komunikasi vertikal yang sifatnya lebih formal, komunikasi horisontal sering kali berlangsung tidak formal. Mereka berkomunikasi satu sama lain bukan pada waktu mereka sedang bekerja, melainkan pada saat waktu – waktu luang. Dalam situasi komunikasi seperti ini, desas – desus cepat sekali menyebar dan menjalar, dan yang menjadi pokok pembicaraan sering kali mengenai hal – hal yang menyangkut pekerjaan atau tindakan pimpinan yang merugikan mereka. Menjalarnya desas – desus di kalangan anggota mengenai suatu hal sering kali di sebabkan oleh interpretasi yang salah. Antara komunikasi vertikal dan komunikasi horisontal tersebut kadang – kadang terjadi apa yang disebut dengan komunikasi diagonal. Komunikasi diagonal atau yang disebut juga dengan komunikasi silang adalah komunikasi pimpinan divisi dengan anggota lain.
Kedua, komunikasi eksternal adalah komunikasi antara pimpinan organisasi dengan khalayak diluar organisasi. Komunikasi eksternal terdiri atas dua bagian secara timbal balik yaitu, komunikasi dari organisasi kepada khalayak dan komunikasi dari khalayak kepada organisasi. Yang pertama, Komunikasi dari organisasi kepada khalayak pada umumnya bersifat informatif, yang di lakukan sedemikian rupa sehingga khalayak merasa memiliki keterlibatan. Kegiatan ini sangat penting dalam usaha memecahkan suatu masalah jika terjadi tanpa di duga. Lalu yang kedua, Komunikasi dari khalayak kepada organisasi merupakan umpan balik sebagai efek dari kegiatan komunikasi yang di lakukan oleh organisasi. Jika informasi yang di sebarkan kepada khalayak itu menimbulkan efek yang sifatnya kontroversial (menyebabkan adanya pro dan kontra di kalangan khalayak), maka itu disebut opini publik. Opini publik ini seringkali merugikan organisasi. Karenanya harus di usahakan agar segera dapat diatasi dalam arti kata tidak menimbulkan permasalahan.

E. PENGARUH
Pengaruh adalah daya yang ada atau timbul dari sesuatu (orang atau benda) yang ikut membentuk watak kepercayaan dan perbuatan seseorang (Depdikbud,2001). Menurut WJS. Poerwardaminta pengaruh adalah daya yang ada atau timbul dari sesuatu, baik orang maupun benda dan sebagainya yang berkuasa atau yang berkekuatan dan berpengaruh terhadap orang lain.

F. KUNCI-KUNCI PERILAKU
Lalu ada kunci-kunci perubahan perilaku, Perubahan merupakan peralihan kondisi yang tadinya buruk, menjadi baik. Masyarakat yang berubah adalah masyarakat yang terdiri dari individu berkepribadian baik. Personality tidak dibentuk dari performance dan style seseorang, melainkan dari adanya daya intelektual dan perbuatan. Selanjutnya, tidak hanya membentuk saja, tapi juga disertai upaya menjadikan personality tersebut berkualitas.Oleh karena itu kunci perubahan masyarakat adalah membentuk daya intelektual dan perbuatan yang menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan, sehingga terjadilah perubahan perilaku yang secara otomatis diikuti dengan perubahan masyarakat.
Dalam hal ini P2KP memberikan kontribusi bagi perbaikan masyarakat dengan mengupayakan pemulihan kembali nilai-nilai kemanusiaan yang hakiki (perilaku), yaitu keadilan, kejujuran, keikhlasan, kepercayaan dan kepedulian sebagai manusia sejati. Perilaku yang akan menjadi kunci perubahan di masyarakat adalah sikap yang mampu melalui berbagai benturan dengan gemilang, adanya kepercayaan diri tanpa batas, dan tekad untuk terus berjuang hingga titik nadi. Perubahan masyarakat akan berimplikasi terhadap perubahan individu, karena di dalamnya ada interaksi sebagai kontrol sosial yang dapat mendidik manusia. Paradigma P2KP bahwa masyarakat memiliki banyak tambang potensi sumber daya dan orang-orang berkualitas, jujur, dan dapat dipercaya, adalah idealisme yang harus diimplementasikan. Karena dengan menggali dan membuka peluang munculnya orang-orang jujur dan dapat dipercaya akan lebih menjamin kemajuan masyarakat. (Arul Syach, KMW IX P2KP-2 Sulawesi Tenggara;Nina/Reza).

G. BAGAIMANA MEMPENGARUHI ORANG LAIN
Lalu ada beberapa cara mempengaruhi orang lain, yaitu.
1. Minta orang tersebut melakukan sesuatu untuk anda.
Jika seseorang membantu anda, mereka cenderung untuk berpikir bahwa anda patut untuk diberikan bantuan, dan ditentukan bahwa karena hal itu mereka pasti menyukai anda. Benjamin frankli menyatakan bahwa “Mereka yang pernah melakukan kebaikan untukmu akan lebih siap untuk menolongmu lagi di masa depan. Daripada mereka yang belum pernah membantumu”.
2. Mintalah sesuatu yang lebih tinggi daripada yang anda inginkan/butuhkan.
Contoh: Meminjam uang Rp.1500 dan dia tidak bisa memenuhi karena permintaan dengan jumlah tinggi. Maka dari itu turunkan jumlah menjadi RP.500 untuk jumlah yang ingin anda pinjam. Penurunan drastis dari jumlah yang anda minta. Sehingga nilai yang anda minta seolah-olah terlihat lebih kecil. Dan yang kedua adalah rasa tidak enak yang mungkin timbul dari dalam diri orang tersebut ketika menolak permintaan anda yang pertama kali, dan tidak enak untuk menolaknya lagi di permintaan kedua.
3. Sebut namanya dalam percakapan.
Jika seseorang mendengar namanya disebut, ia akan lebih memperhatikan lawan bicaranya. Efek lainnya, ia juga akan merasa di hargai dan hal ini membuatnya sedikit lebih mudah untuk menuruti permintaan anda.
4. Berikan pujian.
Pujian bisa menjadi senjata yang ampuh untuk mempengaruhi orang lain sepanjang digunakan dengan tepat. Berikanlah pujian yang tulus dan rasional sesuai dengan kenyataan.
5. Manfaatkan kelelahan seseorang
Ajukan permintaan atau pernyataan ketika seseorang sedang dalam kondisi lelah fisik maupun mental. Dalam keadaan ini, ketika anda mengajukan sesuatu untuk di minta, lawan bicara anda biasanya tidak akan langsung menjawab karena ia tidak bisa berpikir dalam keadaan lelah, ia kemungkinan besar akan memberi keputusan di esok harinya.
6. Mintalah sesuatu yang tidak bisa ia tolak atau segan untuk menolaknya.
Kemungkinan besar teknik ini akan berhasil, dan dengan jeda yang tepat serta gaya bicara yang pas, anda bisa meningkatkan kadar permintaan anda pada orang tersebut.
7. Diam. Jangan koreksi saat dia melakukan kesalahan.
Mengoreksi kesalahan orang lain bisa memperkuat timbulnya rasa tidak setuju dan tidak percaya satu sama lain.
8. Anggukkan kepala.
Anggukkan kepala ketika mendengarkan ia berbicara. Lama-lama hal ini akan menimbulkan sinkronisasi dan mirroring. Hasilnya secara tidak sadar lawan bicara anda akan lebih percaya terhad apa yang anda katakan.

H. WEWENANG
Kadang-kadang kebebasan dimengerti sebagai kesewenang-wenangan (arbitrariness). Kalau begitu orang disebut bebas bila ia dapat berbuat atau tidak berbuat sesuka hatinya. Dalam artian sesungguhnya menurut Adi (2012) wewenang adalah hak, dan bukan pada kekuasaan.  Jadi menurut Soekanto (dalam Adi, 1990) dikaitkan dengan dengan kekuasaan, maka kekuasaan tanpa wewenang adalah tidak sah.
Jadi bisa dicontohkan jika seorang HRD dari perusahaan melakukan training, memecat atau mempromosikan karywannya itu karena dia memiliki wewenang akan hal tersebut. Tindakan tersebut sesuai dengan apa yang diberikan oleh hukum/peraturan. Artinya kekuasaan itu telah mendapat pengakuan dan pengesahan dari pihak perusahaan.
Menurut Chinoy (Soekanto, 1990) wewenang merupakan kemampuan untuk mempengaruhi pihak lain menurut kehendak yang ada pada pemegan kekuasaan. Sedangkan Soekanto (Adi, 1994) mengungkapkan bahwa wewenang adalah kekuasaan yang  ada pada seseorang atau kelompok orang yang mempnyai dukungan atau mendapat pengakuan dari masyarakat.
Ada dua pandangan yang menjelaskan wewenang formal (resmi):
1. Pandangan klasik (classical view)
Wewenang datang dari tingkat paling atas, kemudian secara bertahap diturunkan
ke tingkat yang lebih bawah
2. Pandangan penerimaan (acceptance view)
Sudut pandang wewenang adalah penerima perintah, bukannya pemberi perintah.
Pandangan ini dimulai dengan pengamatan bahwa tidak semua perintah dipatuhi
oleh penerima perintah. Penerima perintah akan menentukan apakah akan
menerima perintah atau tidak.
Menurut Chester I. Bernard seseorang akan memenuhi perintah apabila dipenuhi empat
kondisi berikut:
• Dia dapat memahami komunikasi
• Dia percaya bahwa perintah tersebut tidak bertentangan dengan tujuan organisasi
• Perintah tersebut tidak bertentangan dengan kepentingan secara keseluruhan, dan
• Secara fisik dan mental mampu menjalankan perintah tersebut.
Wewenang Lini, Staff dan Fungsional
• Wewenang Lini
Dimiliki oleh manajer lini yang mengambil keputusan untuk mencapai tujuan organisasi
secara langsung. Dalam bagan organisasi, wewenang lini digambarkan oleh garis yang
menghubungkan manajemen puncak sampai ke manajemen tingkat bawah.
• Wewenang Staff
Dilakukan oleh orang atau kelompok orang yang memberikan jasa atau nasehat kepada
manajer lini. Staff ahli biasannya merupakan istilah yang menggambarkan posisi   tersebut.
Staff ahli memberikan nasehat berdasarkan keahlian, pengalamana, atau riset dan analisis
yang diperlukan, termasuk bantuan pelaksanaan kebijakan, monitor, dan pengendalian.
• Wewenang Fungsional
Kadang organisasi mempunyai manajer atau departemen yang mempunyai wewenang
fungsional. fungsi keuangan dan akuntansi sering diberikan wewenang fungsional.
















BAB III
KESIMPULAN
Kesimpulan yang diambil dari pembahasan diatas adalah pada dasarnya ilmu psikologi memang berpusat pada perilaku manusia, sedangkan manajemen sendiri berpusat pada mengatur sumber daya tersebut. Dalam dimensi komunikasi terdapat dua bagian, yaitu ada komunikasi internal, komunikasi internal dibagi menjadi dua bagian, yaitu ada komunikasi vertikal dan komunikasi horisontal. Selain komunikasi internal ada pula komunikasi eksternal, dan didalam komunikasi eksternal dibagi menjadi dua bagian pula, yaitu komunikasi dari organisasi kepada khalayak dan komunikasi dari khalayak kepada organisasi.
Dalam wewenang terbagi menjadi dua pandangan, yaitu ada pandangan klasik dan pandangan penerimaan. Pandangan klasik merupakan wewenang datang dari tingkat paling atas kemudian secara bertahap diturunkan ke tingkat yang lebih bawah, sedangkan pandangan penerimaan wewenang yang penerima perintah bukan pemberi perintah.



















DAFTAR PUSAKA
Leavitt, Harold J. (1992). Psikologi Manajemen. Jakarta: Erlangga.
Rakhmat, Jalaluddin. (1999). Psikologi Komunikasi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Santoso, Slamet. (2010). Penerapan Psikologi Sosial. Bandung: PT. Refika Aditama.
http://digilib.unila.ac.id/311/11/BAB%20II.pdf
http://fatih-io.biz/definisi_dan_pengertian_pengaruh_menurut_para_ahli.html
Adi, Rianto. (2012). Sosiologi Hukum: Kajian Hukum Secara Sosiologis. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia.
Bertens, K. (2011). Etika.Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
http://ratriptyas.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/28070/BAB_2_WEWENANG, KEKUASAAN_%26_PENGARUH.pdf.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar