MAKALAH PSIKOLOGI MANAJEMEN
Disusun
oleh:
Ahmad
Zulhendi Tri AdiSaputra (10514624)
Fuddy
Prathama Agrianto (14514402)
Hani
Hashifah (14514748)
Indah
Anugrah Sari (15514253)
Muhammad
Alverdo (17514074)
KELAS 3PA19
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS GUNADARMA
2016
BAB I
PENDAHULUAN
Definisi
manajemen itu sendiri adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan,
dan pegawasan usaha-usaha para anggota
organisasi dan penggunaan sumber daya organisasi lainnya agar mencapai
tujuan yang diharapkan, sedangkan definisi psikologi manajemen adalah ilmu tentang
bagaimana mengatur sumber daya yang ada dalam memenuhi kebutuhan. Dengan adanya psikologi menejemn ini, diharapkan agar sumber
daya yang ada dapat berjalan dengan baik dan terorganisasi dalam
pelaksanaannya. Dalam psikologi menejmen, terdapat berbagai macam
subtansi-subtansi lainnya, yaitu : organisasi,
komunikasi, dimensi komunikasi, pengaruh, kunci perilaku, bagaimana cara mempengaruhi
orang lain, dan wewenang. Jadi, dengan adanya makalah ini diharapkan agar dapat
membantu terciptanya proses psikologi menejemen yang baik dalam kehidupan
sehari-hari.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
PSIKOLOGI MANAJEMEN
Menurut
Stoner manajemen adalah proses perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan usaha-usaha para anggota
organisasi dan penggunaan sumber daya organisasi lainnya agar mencapai tujuan
yang telah ditetapkan, sedangkan pengertian psikologi manajemen itu sendiri
adalah ilmu tentang bagaimana mengatur / me-manage sumber daya yang ada untuk
memenuhi kebutuhan. Dengan ditemukan dan dikembangkannya ilmu psikologi,
diketahui bahwa unsur SDM ternyata merupakan yang terpenting dari ketiga modal
kerja perusahaan manapun.
Pasalnya, ilmu psikologi yg memang berpusat pada manusia, mampu
mengintervensi berbagai faktor internal manusia seperti motivasi, sikap kerja,
keterampilan, dsb dengan berbagai macam teknik dan metode, sehingga bisa
dicapai kinerja SDM yang setinggi-tingginya untuk produktivitas perusahaan.
B. ORGANISASI
Definisi organisasi menurut Michael Argile adalah kelompok sosial besar
yang sederhana dimana jenjang kepemimpinan dan pemisahan peran diformalkan ke
dalam urutan dan biroksasi yang ditentukan atau diatur norma menjadi aturan,
dimana cara berkomunikasi dan kerja dideskripsikan.
Kutz dan Khan mendefinisikan organisasi dalah suatu sistem sosial dimana
respon sebagai keseluruhan tuntutan pihak luar dan tekanan.
Menurut F. H. Allport mengungkapkan bahwa organisasi berisi sejumlah,
bahkan dalam jumlah besar individu-individu yang saling berinteraksi dalam
suatu cara yang teratur.
C. KOMUNIKASI
Lalu ada definisi komunikasi menurut Hovland, Janis, dan Kelly (1953)
adalah proses yang dilakukan individu (orang yang berkomunikasi) yang
mengantarkan stimulus (biasanya menggunakan bahasa verbal) untuk memodifikasi
perilaku individu lainnya (penonton). Sedangkan menurut Dance (1967)
mengartikan komunikasi adalah sebagai usaha “menimbulkan respons melalui
lambang-lambang verbal”, ketika lambang-lambang verbal tersebut bertindak
sebagai stimuli.
Raymond S. Ross (1974) mendifinisikan komunikasi sebagai sebuah proses
pemisiahan, pemilihan lambang secara kognitif, begitu rupa sehingga membantu
orang lain untuk mengeluarkan dari pengalamannya sendiri atau respon yang sama dengan
dimaksud oleh sumber.
D. DIMENSI KOMUNIKASI
Dimensi komunikasi dibagi menjadi dua, yaitu komunikasi internal dan
komunikasi eksternal. Pertama, komunikasi internal sebagai kerangka yang
menunjukkan adanya pembagian tugas antara orang-orang didalam organisasi
tersebut dan dapat diklasifikasikan sebagai tenaga pemimpin dan tenaga yang
dipimpin. Untuk menyelenggarakan dan mengawasi pelaksanaan tujuan yang akan
dicapai, ketua dan pengurus mengadakan peraturan sedemikian rupa sehingga tidak
perlu berkomunikasi langsung dengan seluruh anggota. Anggota membuat kelompok –
kelompok menurut jenis pekerjaannya dan mengangkat seseorang sebagai penanggung
jawab atas kelompoknya. Dengan demikian, pimpinan cukup berkomunikasi dengan
para penanggung jawab kelompok. Jumlah kelompok serta besarnya kelompok
bergantung pada besar kecilnya organisasi.
Didalam komunikasi internal dibagi menjadi dua, yaitu komunikasi vertikal
dan komunikasi horisontal. Komunikasi vertikal adalah dari atas ke bawah dan
komunikasi dari bawah ke atas yang merupakan komunikasi dari pimpinan kepada
bawahan dan dari bawahan kepada pimpinan secara timbal balik. Dalam komunikasi
vertikal, pimpinan memberikan instruksi, petunjuk, informasi dan penjelasan
kepada bawahannya. Dalam komunikasi dari bawahan ke pimpinan, bawahan
memberikan laporan, saran serta pengaduan kepada pimpinan. Komunikasi dua arah
secara timbal balik tersebut dalam organisasi penting sekali karena jika hanya
satu arah saja dari pimpinan kepada bawahan, roda organisasi tidak akan berjalan
dengan baik. Pimpinan perlu mengetahui laporan, tanggapan atau saran anggota
sehingga suatu keputusan atau kebijaksanaan dapat di ambil dalam rangka
mencapai tujuan yang telah di tetapkan.
Sedangkan komunikasi horizontal adalah komunikasi secara mendatar, antara
anggota staf, karyawan dengan karyawan, dan sebagainya. Berbeda dengan
komunikasi vertikal yang sifatnya lebih formal, komunikasi horisontal sering
kali berlangsung tidak formal. Mereka berkomunikasi satu sama lain bukan pada
waktu mereka sedang bekerja, melainkan pada saat waktu – waktu luang. Dalam
situasi komunikasi seperti ini, desas – desus cepat sekali menyebar dan
menjalar, dan yang menjadi pokok pembicaraan sering kali mengenai hal – hal
yang menyangkut pekerjaan atau tindakan pimpinan yang merugikan mereka.
Menjalarnya desas – desus di kalangan anggota mengenai suatu hal sering kali di
sebabkan oleh interpretasi yang salah. Antara komunikasi vertikal dan
komunikasi horisontal tersebut kadang – kadang terjadi apa yang disebut dengan
komunikasi diagonal. Komunikasi diagonal atau yang disebut juga dengan
komunikasi silang adalah komunikasi pimpinan divisi dengan anggota lain.
Kedua, komunikasi eksternal adalah komunikasi antara pimpinan organisasi
dengan khalayak diluar organisasi. Komunikasi eksternal terdiri atas dua bagian
secara timbal balik yaitu, komunikasi dari organisasi kepada khalayak dan
komunikasi dari khalayak kepada organisasi. Yang pertama, Komunikasi dari
organisasi kepada khalayak pada umumnya bersifat informatif, yang di lakukan
sedemikian rupa sehingga khalayak merasa memiliki keterlibatan. Kegiatan ini
sangat penting dalam usaha memecahkan suatu masalah jika terjadi tanpa di duga.
Lalu yang kedua, Komunikasi dari khalayak kepada organisasi merupakan umpan
balik sebagai efek dari kegiatan komunikasi yang di lakukan oleh organisasi.
Jika informasi yang di sebarkan kepada khalayak itu menimbulkan efek yang
sifatnya kontroversial (menyebabkan adanya pro dan kontra di kalangan
khalayak), maka itu disebut opini publik. Opini publik ini seringkali merugikan
organisasi. Karenanya harus di usahakan agar segera dapat diatasi dalam arti
kata tidak menimbulkan permasalahan.
E. PENGARUH
Pengaruh adalah daya yang ada atau timbul dari sesuatu (orang atau benda)
yang ikut membentuk watak kepercayaan dan perbuatan seseorang (Depdikbud,2001).
Menurut WJS. Poerwardaminta pengaruh adalah daya yang ada atau timbul dari
sesuatu, baik orang maupun benda dan sebagainya yang berkuasa atau yang
berkekuatan dan berpengaruh terhadap orang lain.
F. KUNCI-KUNCI PERILAKU
Lalu ada kunci-kunci perubahan perilaku, Perubahan merupakan peralihan
kondisi yang tadinya buruk, menjadi baik. Masyarakat yang berubah adalah
masyarakat yang terdiri dari individu berkepribadian baik. Personality tidak dibentuk dari performance
dan style seseorang, melainkan dari
adanya daya intelektual dan perbuatan. Selanjutnya, tidak hanya membentuk saja,
tapi juga disertai upaya menjadikan personality
tersebut berkualitas.Oleh karena itu kunci perubahan masyarakat adalah
membentuk daya intelektual dan perbuatan yang menjunjung tinggi nilai-nilai
kemanusiaan, sehingga terjadilah perubahan perilaku yang secara otomatis
diikuti dengan perubahan masyarakat.
Dalam hal ini P2KP memberikan kontribusi bagi perbaikan masyarakat dengan
mengupayakan pemulihan kembali nilai-nilai kemanusiaan yang hakiki (perilaku),
yaitu keadilan, kejujuran, keikhlasan, kepercayaan dan kepedulian sebagai
manusia sejati. Perilaku yang akan menjadi kunci perubahan di masyarakat adalah
sikap yang mampu melalui berbagai benturan dengan gemilang, adanya kepercayaan diri
tanpa batas, dan tekad untuk terus berjuang hingga titik nadi. Perubahan masyarakat
akan berimplikasi terhadap perubahan individu, karena di dalamnya ada interaksi
sebagai kontrol sosial yang dapat mendidik manusia. Paradigma P2KP bahwa masyarakat
memiliki banyak tambang potensi sumber daya dan orang-orang berkualitas, jujur,
dan dapat dipercaya, adalah idealisme yang harus diimplementasikan. Karena dengan
menggali dan membuka peluang munculnya orang-orang jujur dan dapat dipercaya akan
lebih menjamin kemajuan masyarakat. (Arul Syach, KMW IX P2KP-2 Sulawesi
Tenggara;Nina/Reza).
G. BAGAIMANA MEMPENGARUHI ORANG LAIN
Lalu ada beberapa cara mempengaruhi orang lain, yaitu.
1. Minta orang tersebut melakukan sesuatu untuk anda.
Jika seseorang membantu anda, mereka cenderung untuk berpikir bahwa anda
patut untuk diberikan bantuan, dan ditentukan bahwa karena hal itu mereka pasti
menyukai anda. Benjamin frankli menyatakan bahwa “Mereka yang pernah melakukan
kebaikan untukmu akan lebih siap untuk menolongmu lagi di masa depan. Daripada
mereka yang belum pernah membantumu”.
2. Mintalah sesuatu yang lebih tinggi daripada yang anda inginkan/butuhkan.
Contoh: Meminjam uang Rp.1500 dan dia tidak bisa memenuhi karena permintaan
dengan jumlah tinggi. Maka dari itu turunkan jumlah menjadi RP.500 untuk jumlah
yang ingin anda pinjam. Penurunan drastis dari jumlah yang anda minta. Sehingga
nilai yang anda minta seolah-olah terlihat lebih kecil. Dan yang kedua adalah
rasa tidak enak yang mungkin timbul dari dalam diri orang tersebut ketika menolak
permintaan anda yang pertama kali, dan tidak enak untuk menolaknya lagi di
permintaan kedua.
3. Sebut namanya dalam percakapan.
Jika seseorang mendengar namanya disebut, ia akan lebih memperhatikan lawan
bicaranya. Efek lainnya, ia juga akan merasa di hargai dan hal ini membuatnya sedikit
lebih mudah untuk menuruti permintaan anda.
4. Berikan pujian.
Pujian bisa menjadi senjata yang ampuh untuk mempengaruhi orang lain sepanjang
digunakan dengan tepat. Berikanlah pujian yang tulus dan rasional sesuai dengan
kenyataan.
5. Manfaatkan kelelahan seseorang
Ajukan permintaan atau pernyataan ketika seseorang sedang dalam kondisi lelah
fisik maupun mental. Dalam keadaan ini, ketika anda mengajukan sesuatu untuk di
minta, lawan bicara anda biasanya tidak akan langsung menjawab karena ia tidak bisa
berpikir dalam keadaan lelah, ia kemungkinan besar akan memberi keputusan di
esok harinya.
6. Mintalah sesuatu yang tidak bisa ia tolak atau segan untuk menolaknya.
Kemungkinan besar teknik ini akan berhasil, dan dengan jeda yang tepat serta
gaya bicara yang pas, anda bisa meningkatkan kadar permintaan anda pada orang
tersebut.
7. Diam. Jangan koreksi saat dia melakukan kesalahan.
Mengoreksi kesalahan orang lain bisa memperkuat timbulnya rasa tidak setuju
dan tidak percaya satu sama lain.
8. Anggukkan kepala.
Anggukkan kepala ketika mendengarkan ia berbicara. Lama-lama hal ini akan menimbulkan
sinkronisasi dan mirroring. Hasilnya secara
tidak sadar lawan bicara anda akan lebih percaya terhad apa yang anda katakan.
H. WEWENANG
Kadang-kadang kebebasan dimengerti
sebagai kesewenang-wenangan (arbitrariness).
Kalau begitu orang disebut bebas bila ia dapat berbuat atau tidak berbuat sesuka
hatinya. Dalam artian sesungguhnya menurut Adi (2012) wewenang adalah hak, dan
bukan pada kekuasaan. Jadi menurut
Soekanto (dalam Adi, 1990) dikaitkan dengan dengan kekuasaan, maka kekuasaan
tanpa wewenang adalah tidak sah.
Jadi bisa dicontohkan jika seorang
HRD dari perusahaan melakukan training, memecat atau mempromosikan karywannya
itu karena dia memiliki wewenang akan hal tersebut. Tindakan tersebut sesuai
dengan apa yang diberikan oleh hukum/peraturan. Artinya kekuasaan itu telah
mendapat pengakuan dan pengesahan dari pihak perusahaan.
Menurut Chinoy (Soekanto, 1990)
wewenang merupakan kemampuan untuk mempengaruhi pihak lain menurut kehendak
yang ada pada pemegan kekuasaan. Sedangkan Soekanto (Adi, 1994) mengungkapkan
bahwa wewenang adalah kekuasaan yang ada
pada seseorang atau kelompok orang yang mempnyai dukungan atau mendapat
pengakuan dari masyarakat.
Ada dua pandangan yang menjelaskan wewenang formal (resmi):
1. Pandangan klasik (classical view)
Wewenang datang dari tingkat paling atas, kemudian secara bertahap
diturunkan
ke tingkat yang lebih bawah
2. Pandangan penerimaan (acceptance view)
Sudut pandang wewenang adalah penerima perintah, bukannya pemberi perintah.
Pandangan ini dimulai dengan pengamatan bahwa tidak semua perintah dipatuhi
oleh penerima perintah. Penerima perintah akan menentukan apakah akan
menerima perintah atau tidak.
Menurut Chester I. Bernard seseorang akan memenuhi perintah apabila
dipenuhi empat
kondisi berikut:
• Dia dapat memahami komunikasi
• Dia percaya bahwa perintah tersebut tidak bertentangan dengan tujuan
organisasi
• Perintah tersebut tidak bertentangan dengan kepentingan secara
keseluruhan, dan
• Secara fisik dan mental mampu menjalankan perintah tersebut.
Wewenang Lini, Staff dan Fungsional
• Wewenang Lini
Dimiliki oleh manajer lini yang mengambil keputusan untuk mencapai tujuan
organisasi
secara langsung. Dalam bagan organisasi, wewenang lini digambarkan oleh
garis yang
menghubungkan manajemen puncak sampai ke manajemen tingkat bawah.
• Wewenang Staff
Dilakukan oleh orang atau kelompok orang yang memberikan jasa atau nasehat
kepada
manajer lini. Staff ahli biasannya merupakan istilah yang menggambarkan
posisi tersebut.
Staff ahli memberikan nasehat berdasarkan keahlian, pengalamana, atau riset
dan analisis
yang diperlukan, termasuk bantuan pelaksanaan kebijakan, monitor, dan
pengendalian.
• Wewenang Fungsional
Kadang organisasi mempunyai manajer atau departemen yang mempunyai wewenang
fungsional. fungsi keuangan dan akuntansi sering diberikan wewenang fungsional.
BAB III
KESIMPULAN
Kesimpulan yang diambil dari pembahasan diatas adalah pada dasarnya ilmu
psikologi memang berpusat pada perilaku manusia, sedangkan manajemen sendiri
berpusat pada mengatur sumber daya tersebut. Dalam dimensi komunikasi terdapat
dua bagian, yaitu ada komunikasi internal, komunikasi internal dibagi menjadi
dua bagian, yaitu ada komunikasi vertikal dan komunikasi horisontal. Selain
komunikasi internal ada pula komunikasi eksternal, dan didalam komunikasi
eksternal dibagi menjadi dua bagian pula, yaitu komunikasi dari organisasi
kepada khalayak dan komunikasi dari khalayak kepada organisasi.
Dalam wewenang terbagi menjadi dua pandangan, yaitu ada pandangan klasik
dan pandangan penerimaan. Pandangan klasik merupakan wewenang datang dari
tingkat paling atas kemudian secara bertahap diturunkan ke tingkat yang lebih
bawah, sedangkan pandangan penerimaan wewenang yang penerima perintah bukan
pemberi perintah.
DAFTAR PUSAKA
Leavitt, Harold J.
(1992). Psikologi Manajemen. Jakarta: Erlangga.
Rakhmat, Jalaluddin.
(1999). Psikologi Komunikasi. Bandung:
PT. Remaja Rosdakarya.
Santoso, Slamet.
(2010). Penerapan Psikologi Sosial. Bandung:
PT. Refika Aditama.
http://digilib.unila.ac.id/311/11/BAB%20II.pdf
http://fatih-io.biz/definisi_dan_pengertian_pengaruh_menurut_para_ahli.html
Adi, Rianto. (2012). Sosiologi
Hukum: Kajian Hukum Secara Sosiologis. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia.
Bertens, K. (2011). Etika.Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama.
http://ratriptyas.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/28070/BAB_2_WEWENANG,
KEKUASAAN_%26_PENGARUH.pdf.