Senin, 06 Juni 2016

Penyesuaian Diri & Pertumbuhan

A. Penyesuaian Diri & Pertumbuhan

1. Peneyesuaian Diri
W. A Gerungan (1996) menyebutkan bahwa peneysuaian diri  adalah mengubah diri sesuai dengan keadaan lingkungan, tetapi juga mengubah lingkungan sesuai dengan keadaan (keinginan diri). Mengubah diri sesuai dengan keadaan lingkungan sifatnya pasif (autoplastis), misalnya seorang bidan desa harus dapat menyesuaikan diri dengan norma-norma dan nilai-nilai yang dianut masyarakat desa tempat iia bertugas. Sebaliknya jika individu berusaha mengubah lingkungannya sesuai dengan keinginannya sendiri , sifatnya adalah aktif (alloplastIis), misalnya seorang bidan desa ingin mengubah perilaku ibu-iu di desa untuk menyusui bayi sesuai dengan manajemen laktasi.
a. Penyesuaian diri sebagai adaptasi (adaptation)
Dilihat dari latar belakang perkembanganya, pada mulanya penyesuaian diri diartikan sama dengan adaptasi (adaptation).
b. Penyesuaian diri sebagai bentuk konformitas (conformity)
Dengan memaknai penyesuaian diri sebagai usaha konformitas, menyiratkan bahwa disana individu seakan-akan mendapat tekanan kuat untuk harus dapat menghindar diri dari penyimpangan prilaku baik secara moral
c. Penyesuaian diri sebagai usaha penguasaan (mastery).
Usaha penguasaan (mastery), yaitu kemampuan untuk merancang dan mengorganisasikan respons dalam cara-cara tertentu sehingga konfil-konfil, kesulitan dan frustasi tidak terjadi. Dengan kata lain, penyesuaian diri
2. Pertumbuhan Personal
Manusia  merupakan makhluk individu. Manusia disebut sebagai individu apabila tingkah lakunya spesifik atau menggambarkan dirinya sendiri dan bukan bertingkah laku secara umum atau seperti orang lain. Jadi individu adalah seorang manusia yang tidak hanya memiliki peranan-peranan yang khas dalam lingkup sosial tetapi mempunyai kekhasan tersendiri yang spesifik terhadap dirinya didalam lingkup sosial tersebut. Kepribadian suatu individu tidak sertamerta langsung terbentuk, akan tetapi melalui pertumbuhan sedikit demi sedikit dan melalui proses yang panjang.
a. Penekanan Pertumbuhan, Penyesuaian Diri & Pertumubuhan
Pertumbuhan adalah perubahan secara fisiologis sebagai hasil dariproses pematangan fungsi-fungsi fisik yang berlangsung secara normal padaanak yang sehat pada waktu yang normal.
b. Variasi dalam Pertumbuhan
Pertumbuhan pada manusia itu terdiri atas dua buah tahapan seperti yang telah saya jelaskan di atas, ke dua tahapan itu yaitu tahap pra kelahiran dan tahap pasca kelahiran. Dari masing masing tahap tersebut memiliki tahapan tahapan sendiri.
c. Kondisi-kondisi untuk tumbuh
Kondisi jasmaniah seperti pembawa dan strukrur atau konstitusi fisik dan temperamen sebagai disposisi yang diwariskan, aspek perkembanganya secara intrinsik berkaitan erat dengan susunan atau konstitusi tubuh.
d. Fenomenologi Pertumbuhan
Belakangan, tindakan agresif pelaku kejahatan semakin sadis. Saat ini pertumbuhan remaja sudah tidak diawasi oleh orantua lagi. Orangtua sudah menganggap kalau teknologi dan zaman sudah berubah, sehingga mereka ercaya bahwa anak-anak akan belajar sendiri dari lingkungannya. Hal ini lah yang harus diluruskan. Seperti fenomena yang terjadi akhir-akhir ini tentang pemerkosaan oleh remaja yang sebetulnya masih belum memasuki masa dewasa.

B. Stres
1. Pengertian Stres

Stress adalah reaksi tubuh terhadap situasi yang tampak berbahaya atau sulit. Stres membuat

tubuh untuk memproduksi hormon adrenaline yang berfungsi untuk mempertahankan diri.

Stres merupakan bagian dari kehidupan manusia. Stres ringan yang berguna dan dapat memacu

seseorang untuk berpikir dan berusaha lebih berpikir dan berusaha lebih cepat dan keras

sehingga dapat menjawab tantangan hidup sehari – hari. Stres ringan bisa merangsang dan

memberikan rasa lebih bergairah dalam kehidupan yang biasanya memobsankan dan rutin.

Tetapi stres yang terlalu banyak dan berkelanjutan, bila tidak ditanggulagi, akan berbahaya bagi

kesehatan.

Menurut Walter Canon memberikan deskripsi mengenai bagaimana reaksi tubuh terhadap

suatu peristiwa yang mengancam. Ia menyebutkan reaksi tersebut sebagai fight – or – fight

response karena respon fisiologis mempersiapkan individu untuk menghadapi atau

menghindari situasi yang mengancam tersebut. Menurut Selye mempelajari akibat yang

diperoleh bila stress terus – menurus muncul.

2. Efek-efe Dari Stres

Berikut adalah efek-efek yang bisa ditimbulkan dari stres, yakni:

Efek Umum Stress

Pada Tubuh

Pada Perasaan

Pada Perilaku

o Sakit kepala

o Ketegangan atau nyeri otot

o Nyeri dada

o Kelelahan

o Perubahan dalam gairah seks

o Gangguan perut

o Masalah Tidur

3. Faktor-faktor Penyebab Stres

a. Faktor Individual

Situasi atau kondisi yang mempengaruhi kehidupan secara individual seperti faktor ekonomi,

keluarga dan kepribadian dari karyawan itu sendiri. Menurut Sarafino (1994), faktor–faktor

yang mempengaruhi stres kerja adalah:

ü Tuntutan kerja yang terlalu tinggi, seperti pekerjaan diluar kontrol pekerja yang harus

dilakukan secara berulang dan terus menerus, evaluasi lampiran kerja oleh atasan.

- Perubahan tanggung jawab dalam kerja.
 
- Lingkungan fisik pekerjaan yang tidak nyaman.

- Hobi interpersonal yang tidak baik dalam lingkungan kerja.

- Promosi jabatan yang tidak adekuat.

- Kontol yang padat terhadap pekerjaan.

Pada penelitian yang dilakukan oleh NIOSH research (1998) penyebab stres kerja dapat dibagi dua yaitu yang berasal dari dalam individu dan dari luar individu antara lain:

1. Dari diri individu adalah usia, kondisi fisik dan faktor kepribadian, apakah kepribadian tipe

A atau tipe B, pribadi ekstrovert atau introvert ayang secara keseluruhan dituangkan dalam

lima faktor kepribadian (Big Five Factor Personality yang meliputi ektraversia, emotional

stability, agrecables,dan operres to experience} dalam hal ini emotional stability berhubungan

dengan mudah tidaknya seorang mengalami stres.

2. Faktor dari luar individu adalah lingkungan baik lingkungan keluarga maupun lingkungan

kerja, cita-cita. Lingkungan mendorong kondisi kerja penuh dengan stres yang disebut stress

kerja dan dapat langsung mempengaruhi keamanan pekerja dan kesehatan.

Berdasarkan uraian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa faktor- faktor yang menyebabkan

stres kerja dibagi menjadi dua bagian yaitu:

1. Faktor internal antara lain faktor individu. Faktor individu seperti keluarga, ekonomi,

kepribadian.

2. Faktor eksternal antara lain faktor lingkungan dan organisasi. Faktor lingkungan berupa

keamanan dan keselamatan dalam lingkungan pekerjaan, perilaku manejer terhadap bawahan,

kurangnya kebersamaan dalam lingkungan pekerjaan. Faktor organisasional seperti tuntutan

tugas yang berlebihan, tekanan untuk menyelesaikan pekerjaan dalam kurung waktu tertentu.

b. Faktor Sosial

Ada beberapa faktor yang mendukung faktor Sosial yaitu:

1. Ketidakpastian politik. Situasi politik yang tidak menentu seperti yang terjadi di Indonesia, banyak sekali demonstrasi dari berbagai kalangan yang tidak puas dengan keadaan mereka. Kejadian semacam ini dapat membuat orang merasa tidak nyaman. Seperti penutupan jalan karena ada yang berdemo atau mogoknya angkutan umum dan membuat para karyawan terlambat masuk kerja.

2. Kemajuan teknologi. Dengan kemajuan teknologi yang pesat, maka hotel pun menambah peralatan baru atau membuat sistem baru. Yang membuat karyawan harus mempelajari dari awal dan menyesuaikan diri dengan itu.

3. Terorisme adalah sumber stres yang disebabkan lingkungan yang semakin meningkat
dalam abad ke 21, seperti dalam peristiwa penabrakan gedung WTC oleh para teroris,
menyebabkan orang-orang Amerika merasa terancam keamanannya dan merasa stress.

4. Tipe-tipe Stres

1. Eustress

Eustress adalah stres dalam bentuk positif. Ini adalah stres yang baik yang dapat merangsang seseorang untuk melakukan berbagai hal dengan lebih baik. Seseorang dapat merasakan situasi tertentu, seperti pekerjaan baru, atau bertemu dengan idolanya. Jenis stres ini disebut sebagai

2. Distress

Distress, atau apa yang biasa kita sebut sebagai stress, adalah jenis stress yang memiliki efek negatif pada kesehatan fisik dan emosional. Distress sering menghasilkan emosi yang intens, seperti kemarahan, rasa takut, dan kecemasan atau panik. Terkadang, tekanan juga dapat

3. Distress Akut

Distres akut adalah jenis yang paling umum dari stres yang datang tiba-tiba, menjadikan kita ketakutan dan bingung. Meskipun stres akut hanya berlangsung untuk jangka waktu pendek.

4. Distress Episodic Akut

Jadi, gangguan episodik akut ditandai dengan sering mengalami stres akut. Orang-orang
memiliki jenis stres ini sering menemukan diri mereka berjuang untuk mengatur kehidupan mereka dan sering menempatkan tuntutan yang tidak perlu dan tekanan pada diri mereka

5. Distress kronis

Distress kronis adalah stres yang bertahan untuk waktu yang lama. Stres kronis biasanya berasal keadaan yang tidak dapat dikontrol. Kemiskinan, perasaan terperangkap dalam karir.

6. Apakah Saya Pribadi Pernah Mengalami Stress?
iya , saya pernah mengalami stress saat saya sedang ada masalah. Baik itu dalan masalah pribadi atau masalah lingkungan yang menyangkut dengan diri saya. Setiap manusia pasti pernah mengalami stress. dan stress manusia pun bermacam-macam. Memang ketika seseorang mengalami stress itu, akan menimbulkan efek-efek negatif. Cara saya, menangani stresa adalah dengan cara menengkan terlebih dahulu diri saya sebisa mungkin, kemudian solat dan meminta bantuan ke pada tuhan yg maha Esa, memohon diberi kemudahan dan kelancaran dalam mengahadapi dan menghilangkan stress tersebut. Setelah itu mencari solusi yang baik, bagaimana jalan keluar yang terbaik untuk meredakan stress yang saya alami.

Link :

1. http://health.kompas.com/read/2013/06/26/1256093/5.Jenis.Stres.yang.Perlu.Anda.Tahu

2. http://caramengatasistress.com/penyebab-stress/

3. http://www.psychologymania.com/2012/12/faktor-faktor-penyebab-stres-kerja.html?m=1

4. http://www.psychologymania.com/2012/12/faktor-faktor-penyebab-stres-kerja.html?m=1

Tidak ada komentar:

Posting Komentar